Rob Kembali Rendam Jalur Pantura Semarang-Demak

Rob Kembali Rendam Jalur Pantura Semarang-Demak

Rob Kembali Rendam Jalur Pantura Semarang-Demak

Demak, Jawa Tengah – Jalur Pantai Utara (Pantura) yang menghubungkan Semarang dan Demak kembali dilanda banjir rob pada Sabtu malam, menyebabkan kemacetan parah di kedua arah. Genangan air kali ini terpantau cukup tinggi di sekitar wilayah Kecamatan Sayung, tepatnya di depan area PT HIT, yang menjadi titik langganan rob tiap musim pasang air laut.

Rob Kembali Rendam Jalur Pantura Semarang-Demak

Menurut pantauan warga dan petugas kepolisian lalu lintas, air mulai naik sekitar pukul 19.30 WIB. Ketinggian air sempat mencapai lebih dari 40 cm di beberapa titik, memaksa kendaraan roda dua dan kendaraan kecil untuk ekstra hati-hati, bahkan sebagian memutar arah atau memilih menepi.

Lalu Lintas Tersendat Akibat Genangan
Akibat banjir rob ini, arus kendaraan dari arah Semarang menuju Kudus dan sebaliknya mengalami gangguan. Sejumlah kendaraan besar seperti truk dan bus masih bisa melintas, namun dengan kecepatan yang sangat lambat. Sementara itu, kendaraan kecil harus antre panjang, terutama saat malam mencapai puncaknya.

“Macet sudah dari arah Kaligawe. Saya terjebak hampir satu jam sebelum bisa sampai Sayung,” ujar Rizky, salah satu pengendara mobil pribadi asal Semarang yang hendak ke Demak.

Tak hanya pengendara, warga sekitar pun mengeluhkan situasi ini karena akses mereka menuju pusat kota ikut terganggu. Beberapa pemukiman yang dekat dengan jalur Pantura turut terendam, meski belum sampai mengharuskan evakuasi.

Banjir Rob Semakin Sering Terjadi

Fenomena banjir rob di jalur Pantura khususnya di daerah Sayung memang bukan hal baru. Wilayah ini sudah sejak lama menjadi langganan genangan air pasang dari laut utara Jawa. Namun, frekuensinya dalam beberapa bulan terakhir dinilai semakin sering, bahkan saat cuaca terlihat cerah sekalipun.

Menurut keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, penyebab utama banjir rob kali ini adalah naiknya permukaan air laut yang bertepatan dengan kondisi bulan purnama dan pasang maksimum. Ditambah sistem drainase di wilayah tersebut yang belum optimal, air sulit untuk surut dengan cepat.

“Kami sudah berkoodinasi dengan Dishub dan kepolisian untuk pengaturan lalu lintas, serta melakukan pemantauan di titik-titik yang rawan,” jelas salah satu perwakilan BPBD Demak.

Antisipasi dan Solusi Jangka Panjang
Menyikapi peristiwa ini, warga berharap pemerintah dapat segera merealisasikan proyek tanggul laut dan peninggian jalan yang telah lama diwacanakan. Sebab jika tidak segera ditangani, kondisi ini berpotensi melumpuhkan jalur distribusi logistik penting di Pantura.

Dinas PUPR Jawa Tengah sebelumnya sudah menyampaikan bahwa proyek peninggian jalan dan pembangunan tanggul sepanjang jalur Pantura Demak masuk dalam prioritas pembangunan infrastruktur jangka menengah. Namun proses realisasi masih terganjal pada pembebasan lahan dan anggaran.

Sementara itu, pihak kepolisian mengimbau kepada pengguna jalan yang melintas pada malam hari agar memantau informasi lalu lintas secara real-time dan mempertimbangkan rute alternatif jika memungkinkan. Beberapa jalur alternatif seperti melalui Tol Semarang–Demak (bagi kendaraan non-motor) dan jalur dalam kota Semarang bisa dipertimbangkan untuk menghindari genangan.

Keselamatan di Tengah Genangan Air
Para pengendara juga diingatkan untuk tidak memaksakan kendaraan melewati genangan air yang dalam, karena selain berisiko merusak mesin, juga bisa membahayakan keselamatan diri. Petugas lapangan dari Dinas Perhubungan dan Polantas tampak terus bersiaga untuk mengatur arus lalu lintas dan membantu kendaraan yang mogok.

Situasi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan infrastruktur menghadapi perubahan iklim dan naiknya permukaan laut yang kini makin terasa dampaknya. Masyarakat berharap kejadian seperti ini tidak lagi menjadi rutinitas musiman yang menimbulkan kerugian ekonomi dan waktu.