Banjir Rob Landa Jalur Pantura Demak Lalu Lintas Macet
Demak, Jawa Tengah – Jalur utama Pantura di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, kembali digenangi banjir rob pada Rabu malam (9 April 2025). Fenomena air pasang yang sudah berlangsung hampir setiap sore hingga malam selama satu bulan terakhir ini, membuat kondisi lalu lintas di kawasan tersebut mengalami kepadatan cukup serius.
Banjir Rob Landa Jalur Pantura Demak Lalu Lintas Macet
Sejumlah kendaraan baik dari arah Semarang menuju Demak maupun sebaliknya, harus berjalan pelan karena tingginya genangan air yang mencapai setengah ban kendaraan. Tidak sedikit pengendara yang memilih untuk menepi atau memutar arah guna menghindari kemacetan yang parah.
Genangan Makin Parah, Warga Mulai Resah
Menurut pantauan di lapangan, air laut yang meluap mulai masuk ke jalan raya sekitar pukul 17.30 WIB dan terus meningkat hingga malam hari. Para pengguna jalan harus ekstra waspada karena permukaan jalan yang licin dan visibilitas yang berkurang. Warga sekitar mengaku sudah terbiasa dengan kondisi ini, namun tetap merasa khawatir dengan dampak jangka panjangnya.
“Sudah hampir setiap sore begini mas, rob masuk sampai ke jalan besar. Kalau pas parah, masuk ke rumah juga,” ujar Suroto, warga Desa Sriwulan, yang berada tak jauh dari lokasi.
Ia juga menambahkan bahwa banjir rob bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga berpotensi merusak infrastruktur jalan. Retakan dan lubang mulai muncul di beberapa titik jalan, membuat pengendara semakin kesulitan melintasi rute tersebut saat malam hari.
Lalu Lintas Merayap Sopir dan Pengguna Jalan Mengeluh
Kondisi ini memicu kemacetan panjang hingga berkilometer. Truk dan bus besar yang membawa logistik dari pelabuhan maupun arah Jakarta menuju Surabaya terpaksa melambatkan laju kendaraan. Beberapa bahkan tampak mogok karena mesin kemasukan air.
“Sudah satu jam saya belum sampai juga ke Demak, biasanya cuma setengah jam. Jalannya macet dan airnya tinggi. Kami berharap ada penanganan segera,” keluh Slamet, seorang sopir truk yang ditemui di lokasi.
Sementara itu, kendaraan roda dua menjadi yang paling terdampak. Banyak pengendara sepeda motor memilih untuk mematikan mesin dan menuntun kendaraan mereka agar tidak rusak akibat air laut yang asin dan berpotensi merusak komponen motor.
Pemerintah Daerah Diminta Bergerak Cepat
Meningkatnya frekuensi banjir rob di wilayah ini menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Mereka meminta agar pemerintah kabupaten maupun provinsi segera melakukan langkah konkret untuk mengatasi masalah rob yang makin sering terjadi.
“Kami harap ada tanggul permanen atau sistem drainase yang lebih baik. Jangan tunggu sampai semuanya rusak dan warga banyak yang dirugikan,” tegas Sulastri, Ketua RT di kawasan terdampak.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Demak mengaku telah mengajukan rencana pembangunan tanggul sepanjang jalur Pantura, namun saat ini masih dalam proses perencanaan dan pengajuan anggaran.
Waspada Banjir Rob Berkepanjangan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi rob yang meningkat di wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Demak, akibat fase bulan purnama dan angin yang mendorong air laut ke daratan.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya di jam-jam rawan sore hingga malam hari. Pengguna jalan yang melintas di jalur Pantura Sayung juga disarankan untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelum menempuh perjalanan.