Aksi Indonesia Gelap oleh BEM SI di Kawasan Patung Kuda
Jakarta – Senin (17/2/2025), kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, menjadi lokasi unjuk rasa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Aksi ini mengangkat tema ‘Indonesia Gelap’, yang dimaksudkan untuk menyuarakan keresahan mahasiswa atas berbagai situasi terkini di Tanah Air, baik dari sisi politik, sosial, hingga ekonomi.
Aksi Indonesia Gelap oleh BEM SI di Kawasan Patung Kuda
Demonstrasi yang dilakukan di lokasi strategis tersebut berdampak langsung pada pengaturan lalu lintas di sekitarnya. Akses menuju arah Istana Negara pun untuk sementara ditutup demi menjaga kelancaran kegiatan aksi dan keselamatan masyarakat.
Tujuan dan Isu yang Diangkat dalam Aksi
Aksi bertajuk ‘Indonesia Gelap’ bukan sekadar simbolik, melainkan cerminan dari kekecewaan mahasiswa terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. Perwakilan BEM SI menyampaikan bahwa aksi ini adalah bentuk peringatan kepada pemerintah untuk kembali fokus pada kepentingan rakyat dan menjaga integritas demokrasi.
Beberapa isu utama yang menjadi sorotan dalam aksi ini antara lain adalah:
Ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin tajam
Kinerja pemerintah yang dinilai tidak transparan
Penegakan hukum yang tebang pilih
Krisis kepercayaan terhadap institusi negara
Keresahan atas RUU yang dianggap mengancam hak asasi manusia
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti penanganan berbagai isu nasional yang dianggap lambat, serta menuntut evaluasi terhadap kinerja pejabat publik yang tidak menunjukkan hasil signifikan.
Pengamanan dan Rekayasa Lalu Lintas
Sebagai bentuk antisipasi, pihak kepolisian telah melakukan pengamanan ketat di sekitar lokasi aksi. Puluhan petugas berjaga di titik-titik strategis, khususnya di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat. Beberapa ruas jalan menuju Istana Negara, termasuk Jalan Merdeka Utara, diberlakukan penutupan sementara.
Kasatlantas Polres Metro Jakarta Pusat menyampaikan bahwa rekayasa lalu lintas dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan dan mengalihkan arus ke jalur alternatif. Sejumlah rambu pengalihan dipasang, dan masyarakat diimbau untuk menghindari kawasan sekitar Monas selama aksi berlangsung.
“Kami telah mengatur jalur-jalur alternatif agar masyarakat tetap bisa melintas dengan aman. Mohon kerja samanya untuk menggunakan rute lain,” ujar salah satu petugas di lapangan.
Massa Aksi Tertib dan Damai
Meski diwarnai semangat orasi dan spanduk-spanduk protes, aksi unjuk rasa yang digelar BEM SI berlangsung secara tertib. Para peserta datang dari berbagai universitas di Indonesia dan berkumpul dengan koordinator masing-masing. Mereka menyampaikan tuntutan secara bergiliran menggunakan pengeras suara.
Sebagian mahasiswa membawa lilin sebagai simbol ‘Indonesia Gelap’ dan membentuk lingkaran solidaritas di tengah area Patung Kuda. Aksi damai ini mendapat perhatian dari warga sekitar dan pengendara yang melintas, yang beberapa di antaranya sempat berhenti sejenak untuk mengabadikan momen tersebut.
Pernyataan Resmi dari BEM SI
Dalam pernyataan resminya, BEM SI menegaskan bahwa aksi ini bukanlah ajang politisasi atau ditunggangi kepentingan tertentu. Mereka menegaskan bahwa aksi ini murni dari aspirasi mahasiswa yang ingin melihat Indonesia menjadi negara yang lebih baik, adil, dan transparan.
“Indonesia gelap bukan karena listrik padam, tapi karena nurani banyak pemimpin yang mulai meredup. Kami hanya ingin mengingatkan, bahwa suara rakyat jangan diabaikan,” ujar juru bicara BEM SI di hadapan awak media.
Reaksi Pemerintah
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana terkait aksi tersebut. Namun, beberapa pejabat publik sempat menanggapi secara singkat lewat media sosial, menyerukan pentingnya dialog terbuka dan penghormatan terhadap hak berpendapat.
Aksi damai yang digelar mahasiswa ini menjadi cermin bahwa generasi muda masih memiliki kepedulian terhadap arah bangsa. Dengan segala keterbatasan, mereka tetap berani menyuarakan aspirasi secara konstruktif dan damai.
Kesimpulan
Demonstrasi BEM SI bertajuk ‘Indonesia Gelap’ menjadi salah satu bentuk peringatan keras terhadap dinamika kebangsaan saat ini. Penutupan sementara jalur menuju Istana Negara pun menjadi bagian dari proses demokrasi yang sehat, selama berlangsung damai dan sesuai aturan.
Pihak berwenang pun diminta tetap mengedepankan pendekatan humanis terhadap massa aksi dan memberi ruang bagi masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk menyuarakan kritik yang membangun demi masa depan Indonesia yang lebih terang.